Britania Raya bukanlah hasil dari satu peristiwa tunggal, melainkan buah dari ribuan tahun sejarah yang kompleks—melibatkan penaklukan, aliansi politik, dan penyatuan budaya yang membentuk identitas bangsa modern yang kita kenal saat ini. Terletak di barat laut Eropa, Britania Raya terdiri dari Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, empat negara dengan sejarah dan karakter yang berbeda, tetapi bersatu dalam satu entitas politik.
Zaman Prasejarah: Awal Kehidupan di Kepulauan Inggris
Sekitar 30.000 tahun yang lalu, manusia pertama kali menghuni wilayah yang kini dikenal sebagai Britania Raya. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa wilayah ini sempat kosong selama Zaman Es terakhir, sebelum akhirnya dihuni kembali oleh pemburu dan pengumpul setelah es mencair sekitar 10.000 SM.
Pada 4000 SM, masyarakat agraris mulai berkembang, membangun pemukiman permanen dan situs-situs monumental seperti Stonehenge—struktur batu besar yang menjadi simbol misteri peradaban prasejarah Inggris. Kehidupan masyarakat kala itu berpusat pada pertanian, ritual spiritual, dan perdagangan antarwilayah.
Namun, perubahan besar datang ketika bangsa Romawi menaklukkan Britania pada 43 Masehi di bawah kekaisaran Kaisar Claudius. Kekuasaan Romawi membawa sistem pemerintahan, jalan, dan budaya baru yang meninggalkan pengaruh mendalam hingga berabad-abad kemudian. Setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5, kekuasaan di wilayah ini jatuh ke tangan suku-suku Jermanik seperti Anglo, Saxon, dan Jute.
Kerajaan Anglo-Saxon dan Pembentukan Skotlandia
Setelah mundurnya Romawi, wilayah selatan Britania terbagi ke dalam kerajaan-kerajaan kecil Anglo-Saxon seperti Wessex, Mercia, dan Northumbria. Masing-masing kerajaan ini berperan penting dalam membentuk identitas awal Inggris. Pada abad ke-10, di bawah kekuasaan Raja Æthelstan, kerajaan-kerajaan tersebut berhasil disatukan menjadi Kerajaan Inggris pertama.
Sementara itu, di bagian utara pulau, terjadi penyatuan antara bangsa Pict dan Gaelik (Scot) pada abad ke-9. Dari penyatuan inilah lahir Kerajaan Skotlandia, yang kemudian berkembang menjadi kekuatan tersendiri di Eropa Utara.
Penaklukan Wales dan Konflik dengan Skotlandia
Pada abad ke-13, Inggris di bawah pemerintahan Raja Edward I berhasil menaklukkan Wales, yang kemudian diintegrasikan ke dalam kerajaan Inggris. Namun, ambisi Edward untuk menaklukkan Skotlandia tidak pernah sepenuhnya berhasil.
Skotlandia mempertahankan kemerdekaannya melalui serangkaian perang yang heroik, termasuk Perang Kemerdekaan Skotlandia yang melahirkan tokoh legendaris seperti William Wallace dan Robert the Bruce. Meskipun Inggris dan Skotlandia sering berkonflik, keduanya juga menjalin hubungan dinasti dan politik yang kompleks, terutama setelah pernikahan antar bangsawan kerajaan.
Penyatuan Politik: Terbentuknya Kerajaan Bersatu Britania Raya
Tonggak sejarah besar terjadi pada 1 Mei 1707, ketika Perjanjian Kesatuan (Treaty of Union) antara Inggris dan Skotlandia disahkan menjadi Undang-Undang Kesatuan 1707 (Acts of Union). Kedua kerajaan tersebut sepakat untuk bersatu di bawah satu parlemen dan satu monarki, membentuk entitas baru bernama Kingdom of Great Britain (Kerajaan Britania Raya).
Penyatuan ini bukan tanpa kontroversi—di Skotlandia, sebagian rakyat menolak dan menganggapnya sebagai hilangnya kedaulatan. Namun, dari sisi ekonomi dan militer, penyatuan tersebut memberikan keuntungan besar, terutama dalam perdagangan dan kekuatan kolonial. Dalam waktu singkat, Britania Raya menjelma menjadi kekuatan maritim terbesar di dunia.
Bergabungnya Irlandia dan Perubahan Identitas Nasional
Langkah penyatuan berikutnya terjadi pada 1801, ketika Britania Raya bergabung dengan Irlandia melalui Acts of Union 1800, membentuk United Kingdom of Great Britain and Ireland. Penyatuan ini memperluas pengaruh Britania hingga ke seluruh Kepulauan Inggris.
Namun, penyatuan ini tidak berjalan mulus. Ketegangan politik dan agama antara Inggris (berbasis Protestan) dan Irlandia (berbasis Katolik) memicu perlawanan yang berlangsung selama berabad-abad. Akhirnya, pada 1922, setelah perjuangan panjang, Irlandia bagian selatan merdeka dan menjadi Republik Irlandia.
Bagian utara, yang berpenduduk mayoritas Protestan, tetap menjadi bagian dari Britania Raya dan dikenal hingga kini sebagai Irlandia Utara (Northern Ireland). Pada tahun 1927, nama resmi negara diubah menjadi United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, atau disingkat United Kingdom (UK).
Sistem Pemerintahan dan Struktur Administratif
Meskipun tergabung dalam satu kerajaan, setiap negara di Britania Raya memiliki identitas dan sistem administrasi yang berbeda. Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara masing-masing memiliki parlemen atau majelis daerah dengan kewenangan yang berbeda dalam mengatur kebijakan domestik seperti pendidikan, kesehatan, dan hukum.
- Inggris memiliki sistem pemerintahan yang terpusat di London, dengan Parlemen Westminster sebagai pusat legislasi nasional.
- Skotlandia memiliki Parlemen Skotlandia di Edinburgh dengan otonomi luas dalam kebijakan lokal.
- Wales memiliki Senedd Cymru (Parlemen Wales) di Cardiff, yang juga memiliki kekuasaan legislatif terbatas.
- Irlandia Utara memiliki Majelis Irlandia Utara di Belfast, meskipun sering kali mengalami penangguhan akibat ketegangan politik.
Sementara itu, monarki tetap menjadi simbol persatuan. Raja atau Ratu Britania Raya berperan sebagai kepala negara konstitusional, sedangkan kekuasaan eksekutif dijalankan oleh Perdana Menteri dan kabinet.
Warisan dan Pengaruh Global
Pembentukan Britania Raya membawa dampak besar terhadap sejarah dunia. Pada abad ke-18 hingga ke-19, Britania menjadi kekuatan kolonial dan ekonomi terbesar di dunia, dengan kekuasaan yang membentang dari Amerika Utara hingga Asia. Revolusi Industri yang dimulai di Inggris menjadikan Britania sebagai pusat inovasi dan modernisasi global.
Selain itu, bahasa Inggris yang berasal dari wilayah ini kini menjadi bahasa internasional yang digunakan di hampir seluruh penjuru dunia. Sistem pemerintahan parlementer, hukum umum (common law), dan nilai-nilai demokrasi modern juga menjadi warisan penting dari Britania Raya kepada banyak negara bekas koloninya.
Kesimpulan
Sejarah terbentuknya Britania Raya adalah kisah panjang tentang penyatuan, perjuangan, dan transformasi sosial yang berlangsung selama ribuan tahun. Dari masyarakat prasejarah di Zaman Batu hingga lahirnya kekuatan global modern, setiap tahap perjalanan menunjukkan kemampuan bangsa ini untuk beradaptasi, berdialog, dan berkembang tanpa kehilangan identitasnya.
Meskipun Britania Raya kini adalah satu entitas politik, keberagaman budaya dan sejarah dari masing-masing bagiannya tetap hidup. Skotlandia dengan tradisi Highland-nya, Wales dengan bahasa kunonya, Inggris dengan sistem politiknya, dan Irlandia Utara dengan dinamika sosialnya—semuanya membentuk mosaik yang kaya dan unik.
Britania Raya bukan hanya hasil dari kesepakatan politik, melainkan hasil dari perjalanan panjang peradaban manusia yang terus berkembang dari masa prasejarah menuju dunia modern yang penuh tantangan dan perubahan.
Glosarium
- Acts of Union 1707 – Undang-undang yang menyatukan Inggris dan Skotlandia menjadi satu kerajaan.
- Stonehenge – Situs prasejarah di Inggris yang menjadi simbol budaya kuno.
- Parlemen Westminster – Pusat pemerintahan nasional Britania Raya yang terletak di London.
- Revolusi Industri – Periode perubahan besar dalam teknologi dan ekonomi yang dimulai di Inggris pada abad ke-18.
- Gaelik dan Pict – Dua kelompok etnis utama yang membentuk dasar Kerajaan Skotlandia kuno.
- United Kingdom (UK) – Nama resmi negara modern: United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland.